Sunday, May 8, 2016

Teruntuk sebuah nama dalam doaku..


Selamat siang 'HUJAN"
Bagaimana kabarmu? Masihkah kau sanggup mendengar rintihanku bahkan tangisan-tangisan rinduku akan hadirnya?
Apakah kau percaya bahwa aku memang menantimu?
Kau tahu? 
Kau begitu istimewa dalam hidupku..
Tak mampu ku bersembunyi dalam kepalsuan bahwa aku  bahagia saat kau hadir menyapaku...
Hadirmu kunanti. 
Melalui engkau, aku titipkan semua cinta, semua rindu, semua harapan, semua doa dalam setiap tetesanmu agar kau bawa segalanya kepada yang menurunkan engkau..

Hujan.. Kau tahu? 

Dalam hujan aku merenung..
Dalam hujan aku merindu..
Dalam hujan aku menanti..
Dalam hujan aku mengharap.. 
Dalam hujan aku menangis..
Dalam hujan aku mendoa..
Segala yang kurasakan, kurindukan, kunantikan, kuharapkan, dan kutangisi tlah ku perjuangkan dalam setiap doa-doa saat kau tiba bersama hitam langit-Nya.
Mendamaikan kegalauan, keraguan, kegelisahan dan perdebatan antara hati dan pikiranku.
Menyatukan pilu dan kerasnya kehidupan dalam sendunya suasana.

Hujan...
Dengarkanlah ini...
Jiwaku tersedu menangis merintih..
Apakah saat ini aku menangisi sosok yang salah?
Apakah saat ini aku memang betul-betul merindu?
Merindu sosok pangeran surga yang kelak akan Dia titipkan kepadaku.
Apakah tangisan ini berarti bagimu?
Jangan tertawakan aku.. 
Teruslah dan teruslah menangis bersamaku. Bawa aku menghayatimu, memeluk rindu dalam doa-doa. Berkeluh kesah dalam pelukmu.
Menyebut namanya, mengharap hadirnya yang kian semu..
Memohon ampunan-Nya dalam tangisku.. 
Segalanya begitu syahdu.
Kulepaskan penat dan bebanku yang kian menyesakkan hariku. 
Aku lelah. Aku ingin menyerah..

Tenanglah kataku...
Namun,
Apakah Tuhan-ku lantas mengasihaniku setelah aku menangis?
Aku harap begitu.
Namun, pantaskah aku begini?
Apakah aku memaksa?
Apakah aku seperti tak percaya janji-janji-Nya?
Tidak! Hujan..
Aku hanya ingin menggoreskan luka yang menyayat kalbu dalam lamunanku..
Hatiku berkata, "tetaplah menunggu", Bersabarlah sebentar saja". Ini takkan lama". Namun, pikiranku melawannya, membentakku.
"Cukuplah! Jangan kau teruskan lagi"
"Mengapa kau keras kepala? Mengapa kau tega? Mengapa kau lukai hatimu?"

Hujan jawablah aku?
Aku sungguh tak tahu apa-apa.
Aku bimbang, aku ragu..
Aku menahan malu.
Mengapa? Mengapa? 
Dia titipkan rasa yang begitu dalam sehingga aku tak mampu membendung segala rasa.
Bahkan aku pun belum mengerti apakah memang dia
Berjanjilah padaku .. sampaikan kepada-Nya bahwa aku memang selalu menunggumu. Menunggumu tiba agar kau tahu bahwa dalam setiap tetesmu ada nama yang selalu kusebut dalam doa-doaku.
Aku ingin kau membawanya,menerjang derasnya tangismu dan mengatakan bahwa dia ingin bersamaku selamanya.

Jika memang dia, aku tetap menunggu. Tapi jika pada akhirnya bukan dia, berilah aku kesempatan untuk bersama yang lebih indah menghabiskan waktu, mengukir kenangan dalam derasnya tetesmu ... HUJAN ...

Maafkan aku Tuhanku, Ya Alloh, Ya Robbi..
Terima Kasih Hujan. Terima Kasih Pencipta..

Rumah, 8th May 2016..
Read More..